Pengertian Protista, Ciri Ciri, Jenis dan Penjelasan Lengkap

Kategori Berita

Iklan Semua Halaman

Masukkan kode iklan di sini. Direkomendasikan iklan ukuran 970px x 250px. Iklan ini akan tampil di halaman utama, indeks, halaman posting dan statis.

Weekly Trending

Pengertian Protista, Ciri Ciri, Jenis dan Penjelasan Lengkap

Maulidin
Sunday, November 5, 2017
Hai semuanya!artikel ini akan membahas tentang mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, tepatnya Biologi. Namun, pembahasan kali ini akan menjabarkan tentang pengertian protista. Apa itu protista?



Penggunaan istilah nama protista diambil dari bahasa Yunani. Protista ini terdiri dari dua kata. Protos diartikan sebagai pertama atau mula – mula. Kemudian, kritos yang diartikan sebagai membuat atau menyusun.
Protista ini merupakan hewan yang bersel tunggal. Bersel tunggal atau uniseluler. Protista ini hidup dengan membentuk koloni atau berkelompok pada tempat yang lembap. Beberapa golongan protista ada yang memiliki kemiripan ciri dan sifat seperti hewan, tumbuhan, ataupun jamur.
Demikian pemaparan tentang istilah dan makna dari protista. Seperti yang telah dijelaskan bahwa terdapat protista yang memiliki ciri dan sifat seperti hewan, tumbuhan, dan jamur. Pembahasan selanjutnya akan memaparkan tentang protista mirip hewan atau protozoa.

Protista Mirip Hewan atau Protozoa

Protista yang mirip dengan hewan ini memiliki ciri – ciri tertentu. Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh protista mirip hewan atau protozoa yaitu sebagai berikut. Pertama, protozoa merupakan hewan yang bersel satu atau dikenal dengan uniseluler.
Kedua, ukuran sel dari protozoa yaitu berkisar antara 3 – 1000 µm. Ketiga, sel dari protozoa ini memiliki membran inti atau eukariotik. Keempat, protozoa tidak memiliki dinding sel. Kelima, protozoa hidup di habitat yang basah atau berair.
Keenam, reproduksi protozoa secara aseksual dengan membelah diri atau pembelahan biner. Ketujuh, di lingkungan yang kurang baik, protozoa akan mempertahankan diri dengan cara membentuk kista.
Kedelapan, protozoa memiliki alat gerak berupa kaki semu atau pseupodia, bulu cambuk atau flagela, atau rambut getar atau silia.
Setelah memahami tentang ciri – ciri yang dimiliki oleh protozoa, ternyata protozoa memiliki beragam jenis. Pembahasan selanjutnya akan memaparkan tentang jenis – jenis dari protozoa.

Jenis – Jenis Protozoa

Jenis – jenis dari protozoa ini dibedakan berdasarkan alat geraknya, yang menghasilkan empat kelas. Adapun keempat kelas tersebut yaitu Rhizopoda atau Sarcodina, Flagelata atau Mastigophora, Ciliata atau Ciliophora, dan Sporozoa atau Apikompleksa.
Adapun penjelasan dari masing – masing kelas protozoa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama, Kelas Rhizopoda atau Sarcodina. Rhizopoda berasal dari kata rhizo dan podos. Rhizo yang berarti akar. Podos yang berarti kaki. Rhizopoda atau Sarcodina (sarkodes yang berarti daging). Kelas ini memiliki ciri – ciri, yaitu sebagai berikut.
  • Melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara membelah diri.
  • Habitatnya dapat ditemui di perairan yang mengandung banyak zat organik.
  • Memiliki bentuk tubuh yang tidak tetap, terdiri dari ektoplasma dan endoplasma.
  • Merupakan hewan yang bersel satu atau dikenal dengan uniseluler.
  • Alat geraknya berupa tonjolan sitoplasma yang dinamakan dengan pseupodia atau kaki semu.
Selain memiliki ciri – ciri di atas yang membedakan dengan kelas yang lain. Rhizopoda memiliki struktur tubuh, yang terdiri dari: vakuola kontraktil, nukleus, vakuola makanan, pseupodia, uroid, mitokondria, endoplasma, dan ektoplasma yang terdiri dari lapisan hialin dan plasmagel.
Nukleus atau inti sel ini memiliki fungsi untuk mengatur seluruh kegiatan yang terjadi di dalam sel. Vakuola kontraktil atau rongga berdenyut ini memiliki fungsi untuk organ ekskresi sisa makanan.
Selain itu, vakuola kontraktil ini juga berfungsi untuk menjaga agar tekanan osmosis sel selalu lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan osmosis disekitarnya. Vakuola makanan atau rongga makanan ini memiliki fungsi untuk alat pencernaan.
Vakuola Kontraktil
Adapun contoh dari Rhizopoda, yaitu sebagai berikut:
Amoeba, ada yang hidup di dalam tubuh manusia dan beberapa ada yang hidup di lingkungan bebas. Contohnya yaitu Entamoeba histolitica, Entamoeba dysentriae yang dapat menyebabkan penyakit disentri, dan Entamoeba coli yang dapat membantu dalam proses pembusukan sisa metabolisme.
Amoeba
Struktur tubuh Amoeba terdiri dari membran sel, ektoplasma, endoplasma, dan organel – organel sel. Masing – masing dapat dijelaskan sebagai berikut.
  • Membran sel merupakan suatu bagian pelindung. Selain itu, merupakan pintu gerbang untuk masuk atau keluarnya zat.
  • Ektoplasma merupakan sitoplasma yang bening dan terdapat di dekat membran sel.
  • Endoplasma merupakan sitoplasma yang berada di sebelah dalam dari ektoplasma. Endoplasma lebih kental jika dibandingkan dengan ektoplasma. Selain itu, juga nampak keruh karena adanya butiran – butiran atau granula. Endoplasma bersama dengan ektoplasma ini berperan dalam pergerakan amoeba. Adanya perubahan kadar air pada salah satu sisi tubuh amoeba dapat menyebabkan terjadinya aliran sitoplasma dan terbentuknya pseudopodia. Gerakan amoeba dengan pseudopodia ini dinamakan dengan gerak amebid.
  • Organel – organel sel merupakan alat – alat yang berada di dalam endoplasma. Contohnya berupa inti sel, vakuola makanan yang digunakan untuk mencernakan makanan, dan vakuola kontraktil yang digunakan untuk mengatur kadar air di dalam sitoplasma atau osmoregulator dan sebagi alat untuk ekskresi zat sisa yang berbentuk cair.
Makanan amoeba pada umumnya berupa ganggang, bakteri, protozoa yang lain, dan tumbuhan yang telah mati. Makanan diambil dengan cara menangkap atau fagositosis.
Amoeba memasukkan makanan ke dalam vakuola makanan lalu mencernanya melalui gerakan kaki semu.
Sedangkan, pernapasan amoeba. Pertukaran gas terjadi melalui seluruh permukaan tubuh. Oksigen kemudian berdifusi dari air melalui membran sel. Kemudian, masuk ke dalam sel.
Oksigen digunakan untuk mengoksidasi makanan sehingga dapat menghasilkan energi dan karbon dioksida sebagai zat sisa. Selanjutnya, karbon dioksida dikeluarkan melalui membran sel.
Radiolaria, ini memiliki habitat di laut. Fosil dari Radiolaria ini tersusun atas silikat yang membentuk tanah radiolaria yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk penggosok.
Radiolaria
Foraminifera ini memiliki habitat di laut. Fosil dari Foraminifera dapat membentuk tanah globigirena yang dapat digunakan sebagai penunjuk sumber minyak bumi.
Foraminifera
Kedua, Kelas Flagellata atau Mastigophora. Flagellata berasal dari kata flagellum. Flagellum ini memiliki arti bulu cambuk. Flagellata atau Mastigophora ini memiliki arti yaitu mastix yang berarti bulu cambuk sedangkan phoros yang berarti membawa.
Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh kelas flagellata, yaitu sebagai berikut.
  • Ukuran tubuh flagellata yaitu antara 35 – 60 µm.
  • Flagellata merupakan hewan yang bersel satu atau uniseluler.
  • Flagellata memiliki bentuk sel yang tetap dan tidak mempunyai rangka.
  • Pada umumnya flagellata memiliki kloroplas.
  • Alat gerak flagellata berupa flagel.
  • Kebanyakan tempat hidup flagellata di air tawar.
  • Flagellata memiliki sifat autotrof dan memakan zat organik yang berwujud larutan.
  • Reproduksi flagellata ini secara aseksual dengan cara membelah diri secara memanjang atau vertikal.
Demikian beberapa ciri – ciri kelas flagellata yang membedakan dengan kelas – kelas yang lain. Selanjutnya, dipaparkan tentang struktur tubuh yang dimiliki oleh flagellata yaitu sebagai berikut.
Struktur tubuh yang dimiliki oleh flagellata terdiri dari flagela, stigma, nukleolus, nukleus, kloroplas, vakuola kontraktil, dan pelikel. Vakuola kontraktil ini merupakan suatu tempat yang digunakan untuk pembuangan zat sisa.
Kloroplas merupakan tempat terjadinya proses fotosintesis. Nukleus merupakan inti sel. Pelikel merupakan lapisan terluar yang terbentuk dari protein.
flagellata
Adapun contoh dari flagellata yaitu sebagai berikut.
Trichonympha dan Myxotricha yang dapat hidup di dalam usus rayap. Selain itu, membantu rayap dalam mencerna kayu. Hal tersebut disebabkan Trichonympha dan Myxotricha memiliki enzim selulosa.
Euglena viridis, Volvox, dan Pandorina yang memiliki kloroplas. Hal ini berperan sebagai produsen dalam ekosistem perairan. Trichomonas vaginalis yang dapat menyebabkan peradangan pada vagina manusia atau dikenal dengan vaginitis.
Noctiluca miliaris yang dapat hidup di laut. Selain itu, dapat menyebabkan laut tampak menjadi bercahaya pada saat malam hari.
Trypanosoma gambiense yang dapat hidup dalam kelenjar ludah lalat Tsetse atau Glossina palpalis yang mana dapat menyebabkan penyakit “tidur”.
Ketiga, Kelas Ciliata atau Ciliophora. Ciliata berasal dari kata cilia atau silia yang memiliki arti bulu getar. Sehingga, ciliata merupakan protozoa yang memiliki bulu getar yang dapat digunakan untuk alat geraknya.
Sedangkan, silia sebagai alat penerima rangsang. Selain itu, silia juga berfungsi sebagai pengambil makanan. Adapun ciri – ciri yang dimiliki ciliata atau ciliophora yaitu sebagai berikut.
  • Ciliata merupakan hewan yang bersel satu yang memiliki bentuk tubuh tetap.
  • Ciliata memiliki dua buah inti sel. Inti sel tersebut yaitu makronukleus merupakan alat reproduksi aseksual dan mikronukleus merupakan alat reproduksi seksual.
  • Ciliata memiliki celah mulut dan dilengkapi dengan anus sel.
  • Pada dinding sel ciliata terdapat rambut getar atau silia. Silia ini digunakan sebagai alat gerak.
  • Reproduksi ciliata dilakukan secara seksual dengan konjugasi. Kemudian, reproduksi secara aseksual dengan cara membelah diri.
  • Ciliata hidup di perairan tawar di mana banyak mengandung zat organik.
Demikian ciri – ciri dari ciliata yang membedakan dengan kelas yang lain, selanjutnya bagaimana dengan struktur tubuh ciliata. Struktur tubuh yang dimiliki oleh ciliata, yaitu sebagai berikut.
ciliata
Adapun contoh dari protista, yaitu sebagai berikut. Pertama, Stentor yang memiliki bentuk seperti terompet dengan tangkat yang melekat pada substrat.
Stentor
Kedua, Paramecium caudatum, yang melakukan reproduksi secara aseksual dengan cara membelah diri atau arah transversal. Kemudian, secara seksual dengan cara konjugasi.
Paramecium caudatum
Ketiga, Balantidium coli, yang berhabitat di kolon manusia. Selain itu, itu dapat menimbulkan penyakit balantidiosis atau disentri balantidium.
Balantidium coli
Keempat, Kelas Sporozoa atau Apikompleksa. Sporozoa terdiri dari dua kata yaitu spora dan zoon. Spora yang diartikan sebagai benih dan zoon yang diartikan sebagai hewan.
Sporozoa merupakan kelompok protizoa yang tidak memiliki alat gerak, baik berupa silia, flagel maupun pseudopodia. Pergerakan dari Sporozoa ini dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh Sporozoa ini berbentuk bulat panjang atau lonjong.
Sporozoa ini pada umumnya bersifat parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dari Sporozoa dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya.
Kelas ini memiliki ciri – ciri tertentu yang dapat membedakan dengan ketiga kelas sebelumnya. Adapun ciri – ciri yang dimiliki oleh kelas Sporozoa, yaitu sebagai berikut.
Pertama, Sporozoa dapat membentuk semacam spora dalam siklus hidupnya. Kedua, Sporozoa merupakan hewan yang bersel satu. Ketiga, Sporozoa tidak mempunyai alat gerak.
Keempat, reproduksi Sporozoa ini dilakukan secara aseksual dengan schizogoni atau membelah diri dalam tubuh inang. Selain itu, sporogoni atau membentuk spora dalam tubuh inang.
Lebih lanjut, reproduksi secara seksual dapat dilakukan dengan cara peleburan gamet di dalam tubuh nyamuk atau inangnya.
Adapun contoh dari sporozoa yaitu Plasmodium. Plasmodium ini dapat hidup di sel inangnya, yaitu nyamuk. Plasmodium memiliki beberapa jenis, adapun jenis dari Plasmodium dan peranannya yaitu sebagai berikut.
  • Plasmodium ovale yang dapat menyebabkan malaria ovale tertiana atau limpa.
  • Plasmodium malariae yang dapat menyebabkan malaria kuartana dengan masa sporulasi setiap 1 – 3 x 24 jam.
  • Plasmodium vivax yang dapat menyebabkan malaria tertiana, dengan masa sporulasi atau gejala demam setiap 2 x 24 jam.
  • Plasmodium falcifarum yang dapat menyebabkan malaria tropika dengan masa sporulasi setiap 1 – 3 x 24 jam.
Cara reproduksi dan siklus hidup dari Plasmodium ditemukan oleh Grassi dan Ronald Ross. Vektor yang berasal dari Plasmodium yang menyebabkan penyakit malaria yaitu nyamuk Anopheles betina.
Plasmodium hidup dengan cara parasit pada sel – sel darah merah manusia atau vertebrata yang lain. Selama hidupnya, Plasmodium ini mengalami dua fase yaitu fase sporogoni dan fase skizogoni.
Fase sporogoni dapat terjadi di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina. Sedangkan, fase skizogoni ini terjadi di dalam tubuh manusia. Sporozit atau parasit malaria masuk ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk.
Sporozit masuk ke dalam sel hati lalu mengalami pertumbuhan dan pembelahan berganda dengan membentuk kriptozoid atau dinamakan fase eksoeritrositer. Selama lebih kurang tiga hari, sporozit meninggalkan sel hati masuk ke dalam sel darah merah.
Kemudian, berubah menjadi tropozit atau dinamakan fase eritrositer. Selanjutnya, inti tropozit ini mengalami pembelahan secara berganda. Lalu masing – masing inti tersebut dibungkus oleh sitoplasma sehingga membentu merozoit atau dinamakan fase skizogoni.